CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Senin, 14 Desember 2009

fuw......?

Padahal aku sudah menunggunya, tapi tetap aja dia nggak datang-datang. Aku sudah capek menunggu di depan gerbang sekolah. jam menunjukkan waktu 14.00 wib. Terik matahari yang membuat kulit putihku berubah dan timbul bintik-bintik merah di wajahku, Indonesia saat ini lagi musim kemarau, Dan di kota metropolitan inilah aku terdampar disini. Andai papa nggak membawa mama dan aku pindah ke Indonesia, aku nggak akan kepanasan seperti ini. Di kota kelahiranku, Belandalah yang membuat hidupku tenang. Di Belanda aku bisa meneruskan bakat tanpa les ke guru lain, kalau di Indonesia aku harus les ke guru lain.Tilililit handphoneku berdering, aku segera mengangkatnya “halo” sapaku “halo cantik, maaf ya aku nggak bisa jemput kamu sekarang, karena aku lagi ada jam tambahan dari dosen, dan mungkin aku nanti pulang jam 3 an. Ocehannya tak berhenti “ya udalah kalo kamu emang punya jam tambahan, tapi lain kali bilang ya, karena aku udah nunggu kamu”. “ya aku janji lain kali aku akan jemput kamu”. Aku tutup ponsel aku dan segera mencari taxi agar kulitku nggak tambah hitam.Sesampai dirumah, aku bergegas naik ke atas menuju kamarku dan tergeletak di atas kasur, saking lelahnya sampai aku tertidur pulas hingga jam menunjukkan pukul 21.00 WIB. Ada yang mengetok pintu kamarku. “ fuw lagi ngapain? Ayo buka pintunya”. Kata mama terdengar dari kamarku. O iya, kamu semua kan belum tahu tokoh pertama di cerpen ini, namaku Safuro Huruhara, temen-temen sih memanggilku Fuw dari kata Furo kedengarannya unik ya, yang memberi nama ini adalah papaku. Papaku asal Afrika dan di Afrika ada gurun Sahara,lah namaku belakangnya dikasih Hara, kata papa sih agar aku selalu ingat bahwa aku juga keturunan Afrika.padahal aku paling benci sama Afrika. Dan mamaku asal Belanda, sekarang aku terdampar di negara Indonesia. Aku mempunyai pacar orang Rusia namanya Oriza Sativa, aku memanggilnya Oriz, “ya ma bentar”. Aku bergegas membuka pintu.”da pa ma”. Tanyaku pada mama. “ ini lo ada bingkisan dari Oriz”. Kata mama sambil menyerahkan bingkisan itu padaku
lha Oriznya mana ma?”. Tanyaku " udah pulang"." kok gak suruh nunggu sih ma”. ya kamu dibangunin dari tadi nggak bangun-bangun, itu lho ada suratnya”." o iya”. Mama pergi dan aku segera membuka surat itu

Cantik bukalah Kordenmu sekarangAku ada di taman rumahmu Aku segera membuka korden kamarku,
Dan dia sudah berdiri di depan rumahku tepatnya ditaman rumahku “Cepat keluar aku mau ngomong sama kamu”. Aku bergegas keluar rumah dan menemuinya”.Lho kata mama kamu sudah pulang". Tanyaku."aku nungguin kamu dari jam 8"."kok nggak masuk kedalam aja”.“nggak ah malez, enakan disini sambil lihat bintang-bintang”."trus kamu kesini hanya mau lihat bintang-bintang aja, nggak mau ketemu aku”. Tanyaku menggoda Ya nggaklah cantik, aku kesini hanya mau mastiin kamu aja, apa kamu tadi pulang dengan selamat atau tidak”Kog gitu doang jawabnya”

Lha habisnya mau bilang apa lagi, kan kamu dah disini bersamaku”.

emangnya, kamu bahagia nggak kalo aku selalu ada disampingmu”.tanyanya

ya pasti bahagialah, kenapa kog tanyanya ghie tu”.

ya kalo seandainya aja aku ninggalin kamu gimana”. Jawabnya sambil berbaring di pangkuanku.

ninggalin? Maksudnya, kamu udah nggak sayang lagi sama aku”. Selidikku.

bukan ghitu, suatu saat kalo aku dipanggil sama Tuhan”

udah ah, aku nggak mau dengernya kalo kamu kayak ghetu”

O iya, besok ketemuan yuk, ditempat biasa”. Dia berdiri dan pamit ma aku.

Aku pulang dulu ya? Sampai ketemu besok, love you”.

Love you too”.


1 jam aku menunggu Oriz, dia masih belum muncul juga. Lama-lama aku bosan menunggunya, aku mencoba menelponnya tapi hapenya nggak aktif, tiba-tiba hanphoneku berbunyi "Afnan" “ada apa Nan, tumben telpon jam segini”. Afnan itu teman kuliyahnya Oriz.

Lo sekarang lagi dimana?” Tanyanya balik.

Gue lagi di cafĂ© nungguin Oriz, Oia lo sekarang lagi sama Oriz nggak? Soalnya Oriz ngajak ketemuan disini”.

O iya, Oriz sekarang sama gue,dan sekarang lo cepetan kerumah sakit”. Ungkapnya menutup telp. Kerumah sakit? Siapa yang sakit ya udalah aku kesana aja siapa tau tante Sita, Tante Sita itu mamanya Oriz. Aku bergegas menyetater mobil dan menuju ke rumah sakit.

(****)

Sunyi sepi yang ku dengar hanya suara AC dari kamar Oriz, tante memelukku seerat-eratnya tak tahan aku membendung tangisku, mata tante pun mulai membengkak. Aku tak tau Oriz sakit apa hingga dia berbarimg lemah tak kuat menahan tubuhnya, aku nggak siap bila harus kehilangan Oriz dan aku juga nggak rela kalo Oriz harus di blebet dengan peralatan medis. Oriz kenapa kamu nggak pernah bilang kalo kamu punya penyakit, apa saking bodohnya aku sehingga aku nggak tau kalo pacarku mempunyai penyakit sehingga berbaring lemah di rumah sakit, jeritku dalam hati.

Tenang Fuw … tenang … tenangkan dirimu … “ ucap tante menahan tangisnya, dia lebih tagar menghadapi cobaan ini dari pada aku.

tapi tante, kenapa dia nggak pernah bilang kalo dia tuh sakit”.

dia nggak mau nyusain kamu, dan dia juga nggak mau karna gara-gara dia kamu harus mikirin dia dan lagian kamu juga sudah kelas 3 bentar lagi kamu ujian. Karena kamulah dia masih bertahan hidup sampai sekarang, mungkin kalo nggak ada kamu umurnya nggak akan lama lagi”. Aku menjerit dalam hati, aku tertegun mendengar kata-kata dari tante Sita. Tiba-tiba dokter masuk

Gimana bu, udah ada pendonornya?” pendonor? Tanya ku dalam hati

tante, Oriz sakit apa?” Tanya ku penasaran.

Oriz sakit gagal ginjal

gimana bu, kalo beberapa hari ini Oriz tidak dapat pendonor ginjal, maka Oriz nggak bisa bertahan hidup lebih lama lagi”. Ucap dokter mendebarkan jantung ku.

Saya dok, saya pendonornya. Saya siap di donorkan ginjal saya buat Oriz, saya aja tante”.

tapi Fuw”. Cegah tante

nggak papa tante, saya siap menanggung resikonya asal Oriz bisa selamat” aku udah nggak tau apa yang ada di fikiranku, ku hanya ingin mendonorkan ginjalku untuk Oriz.

Ya udah kalo gheto mari ikut saya,biar saya periksa ginjal kamu dulu” ucap dokter lalu keluar dari kamar Oriz.

Sebelum keluar aku berpesan pada tante memohon untuk ngomong sebentar sama Oriz. ”Oriz kamu harus bertahan ya? Sebentar lagi ginjalku akan hidup ditubuh mu. Agar kamu bisa hidup bersamaku dan kita kelak akan menjadi pasangan yang paling romantis . karna kita sama sama mempunyai 1 ginjal yang sama. Tunggu aku ya dan doakan aku semoga operasinya berjalan dengan lancar .” aku meninggalkan Oriz yang berbaring lemah diatas ranjang rumah sakit.Lampu dinyalakan dan peralatan medis telah siap untuk mengambil ginjalku ini .Sebelum aku dibius aku meminta suster selembar kertas dan pen ,lalu aku menulis surat untuk Oriz .Setelah menulis surat aku taruh dibawah bantal operasiku. 2 jam kemudian dokter keluar dari ruang operasi.

gimana dok ? apa Oriz dan Fuw selamat ?”tanya tante Sita .

ma’afkan saya bu ,Oriz selamat dan mendapatkan ginjal baru ,tapi Fuw …..”.kata dokter terputus .

Fuw kenapa dok ?”.tante semakin panik.

Fuw meninggal dan tak terselamatkan “.tante Sita lemas tak tertahankan .

(****)

1 minggu kemudian“Fuw ….Fuw …”.Oriz tersadar .

Oriz …Oriz kamu sudah sadar “. tanya tante Sita dan matanya berkaca-kaca .

ma ,Fuw…. dimana ?tanya Oriz .

Fuw ?”.tante Sita bingung mau ngomong apa.

kenapa Ma koq nggak dijawab “.

Fuw sudah senang disana ,ini ada surat dari Fuw ,

Mama menemukannya dibawah bantalnya”.tante menyerahkan sepucuk surat .

Sebelumnya ,aku minta ma’af kalo aku punya salah sama kamu mungkin waktu kamu baca surat ini aku udah nggak ada didunia ini,dan ginjal yang ada ditubuh kamu itu adalah ginjalku ,aku tahu kamu pasti membenciku,tapi itu aku lakukan karna aku nggak mau kamu meninggalkanku ,tapi kamu jangan sedih karna aku selalu menemanimu dan ginjalku ada dihatimu ,itu berarti aku masih hidup ,tapi hidup ditubuhmu .

Pesanku lanjutkan kehidupanmu dengan lebih baik dan simpanlah aku dihatimu untuk selamanya.Meskipun akhirnya kamu menikah dengan orang lain ,tapi jangan pernah melupakanku.

from:safuro huruhara

1 komentar:

vinza rasta mengatakan...

q suka dengan cerpen ini...
dan q benar2 menghayati isi cerpen ini....